Multipitch Baru di Tower 1 Tebing Parang
Tebing Parang, Purwakarta
Tebing ini dinamai Gunung Parang terletak di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merupakan tebing batu andesit tertinggi ke dua di Asia, termasuk dalam urutan 10 besar tebing alam tertinggi di dunia.
Sudah lama keberadaan Gunung Parang menjadi salah satu tempat obyek wisata alam yang menyediakan kebutuhan untuk kegiatan wisata petualangan minat khusus, seperti rock climbing atau olahraga pajat tebing. Yang mana sudah mulai dipanjat sejak tahun 1980an oleh pemanjat dari Bandung.
Djati Pranoto dan Mamay Salim berpose di Tower 2 Tebing Parang Tahun 1986 |
Tebing ini memiliki empat undakan puncak yang menjulang tinggi. Namun hanya tiga undakan yang disematkan nama Tower. Dimulai dari Tower 1, Tower 2 dan Tower 3 yang berada di sisi paling kanan (jika dilihat dari kampung Cihuni).
Penampakan Tower 1 |
Berbicara Tower 1 Tebing Parang, menurut kisah, ternyata tertanam beberapa bolt / hanger yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 2000an, tutur Najib yang mengebor pitch 3. Najib pun tak sendiri, di bersama tim pemanjat yang dikerahkan oleh Freden Sembiring Milala, terdiri dari Ridho, Sinte, Ozon, Yuli, Jay, Zahra dan Iqbal alias Ceng Lu.
Ide projek pembuatan jalur multipitch di Tower 1 ini berawal ketika Freden manjat di jalur 240 Tower 2. Dia melihat ke arah Tower 1 (sebelah kiri tower 2) dan mengamati potensi tebing yang bisa dipanjat. Ini akan sangat menarik karena Tower 2 memiliki sektor tebing yang tegak vertikal (pitch 5) dan itu akan membuat pemanjatan terasa ekstrem, menurut Freden.
Topo Jalur Molar Tower 1 Tebing Parang |
Dan benar saja, tepat di sektor tebing vertical tersebut, Freden kebagian "jatah" ngebor. Siang pada jam 12an pun dia sudah selesai mengebor pitch 5 yang menurutnya pitch ini sangat menantang, karena sangat tegak lurus dan minim pegangan. Grade nya mungkin agak berat, ucap Freden.
Sehari sebelumnya, saat pengeboran pitch 4 oleh Ozon, terjadi hujan lebat ketika Ozon baru saja mengebor hanger ke 4 di pitch tersebut.
Tower 2 setelah hujan mulai reda. Foto oleh Freden. |
Ozon pun basah kuyup, menggantung di hanger ke 4 di pitch 4 bersama Najib di stasiun pitch 3 kedinginan karena hujan lebat yang esok harinya masuk angin dan dikerok.
Beberapa hari selanjutnya, pitch demi pitch pun dirintis. Dengan total 8 pitch mereka berhasil membuat jalur multipitch yang bisa dipanjat dengan teknik Free Climbing di Tower 1 Tebing Parang.
Topo jalur MOLAR Tower 1 Tebing Parang |
Yang uniknya, sejak hari pertama datang, mereka lupa membawa palu / hammer untuk menancapkan bolt di tebing. Freden pun menyuruh kepada tim yang menyusul dari bandung di hari kedua untuk membawakan palu tebing.
Ozon bersama palu AMR-nya. Ko mirip Flintstone nya ? :D |
Setelah datang, palu pun digunakan. Tak kuat melawan sangarnya batuan Tower 1, palu pun patah dan terjatuh saat digunakan di pitch berapaa gitu lupa lagi. Alhasil, mereka membuat palu dari bahan seadanya.
Batu pun di bor dan dijerat untuk dijadikan palu tebing :D |
Ozon dan Ridho di pitch terakhir Tower 1 |
Uniknya lagi, dari semua orang di tim hanya Wa Ozon saja yang mencapai top jalur MOLAR di Tower 1. Karena Ozon yang mengebor pitch terakhirnya itu, jadi otomatis dia berada di top jalurnya.
So, gimana ? mulai penasaran dengan jalur MOLAR Tower 1 ini ?
Sekedar tips aja kalo mau manjat disini disarankan membawa dua tali. Karena pitch-nya lumayan panjang, sekitar 45 meteran (ada yang 20 dan 30an meter). Untuk quickdraw / runner juga mesti bawa banyak yaa kira-kira 20an lebih dikit lah.
Untuk akses jalannya, kamu bisa melalui jalur treking Tower 2. Nah pas sampe dasar tebing Tower 2, kamu melipir ke kiri terus naik keatas dikit (katanya). Poko na mah kitu weh, lewat Tower 2 ajah.
Yaudah, selamat kepada Freden dan rekan-rekan yang sudah berhasil membuat jalur multipitch ini. God bless yall' :)
Komentar
Posting Komentar